Translate

English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
by : BTF

Monday 4 April 2016

Antimatter (Anti Materi)

Pernahkah terpikir pada diri anda bahwa semua yang anda lihat adalah sebuah materi? Tentu hampir semua orang berpikiran seperti itu. Tapi tahukah anda bahwa ada pula yang disebut anti-materi Anda mungkin bingung seperti apakah anti-materi itu. Jika lawan putih adalah hitam, maka lawan materi adalah anti-materi, bukan? Lalu jika materi adalah suatu keberadaan, maka anti-materi adalah suatu ketiadaan. Namun anti-materi itu ada. Sungguh paradoks yang membingungkan.
Untuk lebih mudahnya anggap anda bertemu dengan diri anda sendiri di dunia nyata lalu berjabat tangan. Maka anda dan anti anda akan terurai menjadi energi yang sangat besar.
Untuk lebih lengkapnya akan dibahas di bawah.


Pada gambar ini elektron suatu atom bertemu dengan positron akan menghasilkan energi dan cahaya sempurna / tidak menghasilkan sisa pembkaran.


Penjelasan Anti-Materi Partikel anti-materi adalah partikel sub-atom dengan sifat berlawanan dari partikel materi normal. Sebagai contoh, positron adalah setara dengan antipartikel dari elektron dan memiliki muatan positif. Ketika partikel dan antipartikel atau materi dengan anti-materi bertemu, mereka musnah dan melepaskan sejumlah besar energi menurut persamaan terkenal Einstein E = mc2, di mana E sama dengan energi, m sama dengan massa, dan c adalah kecepatan cahaya. Dulu, pada saat-saat pertama setelah Big Bang (ledakan awal alam semesta), yang ada hanya energi. Ketika alam semesta mendingin, partikel materi dan anti-materi terbentuk dalam jumlah yang sama. Namun anti-materi tidak didapati di alam semesta sekarang. Satu teori mengatakan bahwa materi tercipta lebih awal daripada anti-materi, sehingga setelah keduanya bertemu dan saling menghancurkan, yang tersisa adalah materi yang kemudian membentuk bintang-bintang, galaksi, dan bumi. Pengkajian anti materi sebenarnya telah di prediksi oleh  seorang fisikawan muda bernama Paul Dirac. Dirac mengartikan ini bahwa setiap partikel yang ada memiliki antipartikel, partikel yang sama persis tetapi memiliki charge yang berlawanan. Untuk elektron, ada yang dinamakan “antilektron” sangat sama persis tetapi memiliki charge listrik yang positif. Saat kuliah Nobelnya,  Dirac berspekulasi tentang adanya Alam Semesta yang komplit yang terbuat dari Anti Materi. 

Pembuatan Anti Materi.

Pencarian antiproton mencuat pada tahun 1940 dan 1950, sebagaimana laboratorium percobaan mencapai energi tertinggi yang pernah dibuat.
Pada tahun 1930, Ernest Lawrence (Pemenang Nobel tahun 1939) menemukan cyclotron, sebuah mesin yang akhirnya bisa mempercepat partikel seperti proton sampai ke energi beberapa puluh MeV. Awalnya didorong oleh usaha untuk menemukan antiproton, era akselerator dimulai, dan dengan ini cabang Sains baru yaitu “Fisika Energi Tinggi”.
lawrence pada tahun 1954, membangun Bevatron di Berkeley, California (BeV, pada awalnya, tetapi sekarang disebut GeV). Bevatron dapat menumbukkan dua proton bersamaan pada anergi 6.2 GeV, diharapkan dapat menjadi optimal untuk menghasilkan antiproton. Sementara itu tim fisikawan, dikepalai oleh Emilio Segre, merancang dan membuat detektor khusus untuk melihat antiproton.
anti-inti atom ditemukan pada tahun 1965 dengan pengamatan dari antideuteron, inti dari antimateri yang terbuat dari antiproton ditambah sebuah antineutron (deuteron yaitu, inti dari atom deuterium, yang terbuat sebuah proton ditambah sebuah neutron). Tujuannya adalah menyamakan pencapaian oleh dua tim fisikawan, satu dipimpin oleh Antonio Zinchichi, menggunakan Proton Synchroton di CERN, dan yang satunya lagi dipimpin oleh Leon Lederman, menggunakan akselerator Alternating Gradient Synchroton (AGS) di Brookhaven National Laboratory, New York. Pada tahun 1995 sebuah lembaga riset negara negara maju yang bernama CERN, di Swiss telah berhasil membuat anti hidrogen yang memiliki sifat terbalik dari hidrogen dan sangat reaktif. CERN menggunakan berbagai macam peralatan mutahir untuk membuat anti atom seperti super collider, akselerator partikel, atom smasher, dan banyak lagi. 



Reaksi yang dihasilkan dan tampak oleh detektor.



Dari perekaman detektor bahwa rekasi yang dihasilkan menunjukan tingkat penyebaran energi dan garis garis cahaya berbagai bentuk.

Kegunaan penelitian
Keguanaan penelitian ini sangat besar bagi manusia dan juga sangat merusak karena energi yang dihasilkan oleh reaksi anti materi lebih besar dari energi fusi dan fisi nuklir serta menghasilkan energi yang bersih tampa limbah / sisa pembakaran. Para ilmuan berharap bila berhasil mengaplikasikan energi ini maka manusia tidak akan menggunakan bahan bakar minyak bumi lagi bahkan dapat digunakan untuk bahan bakar utama pesawat luar angkasa. Selain itu pengamatan reaksi yang dihasilkan sebagai bahan acuan dalam memprediksi dan mempelajari awal kemunculan, umur, dan keadaan alam semesta.

Kenyataan Menarik Tentang Akselerator Partikel.
1. Akselerator Partikel memiliki fasilitas pendinginan yang sangat tinggi bahkan lebih dingin dari suhu ruang angkasa. Suhu ini berkisar minus 271 Celcius. Suhu ini berfungsi untuk menghantarkan listrik yang sangat besar tampa ada hambatan.

2. Suhu tertinggi yang berhasil dibuat manusia.
Suhu yang tercipta dari reaksi partikel atom sangat besar mencapai 7,2 juta Farenheith.

3. Menjadi salah satu bangunan paling rumit di dunia.
Laboratorium Akselerator Partikel ini dinobatkan Guines Book menjadi bangunan paling rumit di Dunia dengan berbagai fasilitas yang ada.

4. ITB adalah kampus Pertama Asia Tenggara yang berhasil menjalin kerjasama dengan CERN.
ITB di pilih oleh CERN untuk mendatangkan para ahli dan mahasiswa fisika, elektro, dan komputer untuk mempelajari dan Magang beberapa bulan di CERN. Sumber : http://www.itb.ac.id/news/3974.xhtml

5. Reaksi Partikel Sub Atomik dengan Masa yang sama puluhan sampai ribuan lebih kuat dari Bom Atom.
Dengan dibangunnya laboratorium akselerator Partikel muncul banyak kekawatiran masyarakat dan LSM pemerhati lingkungan akan kekuatan reaksi ini yang melebihi bom atom/nuklir walaupun hanya sedikit anti partikel yang bisa di ciptakan dan sulit menyimpan antipartikel dalam waktu yang lama saat ini.

6. Fasilitas Cern banyak ditempatkan di bawah tanah.
Banyak fasilitas CERN ditempatkan di bawah tanah untuk mencegah segalah hal yang tidak diinginkan. Bahkan pipa baja untuk akselerator partikel dirangkai di dalam tanah hingga panjang belasan kilometer.

7. Akselerator Partikel harapan Energi masa depan.
Bila energi dari reaksi anti partikel ini bisa diaplikasikan maka dimasa depan manusia akan memiliki sumber energi baru yang lebih ramah lingkungan dari reaktor nuklir. Sebagai mana kita ketahui limbah hasil reaktor nuklir masih bersifat radio aktif sehingga dapat memicu perubahan genetik dan sel kangker.

Keberadaan Laboratorium Akselerator Partikel
Keberadaan Laboratorium Akselerator Partikel saat ini telah banyak dibangun oleh negara-negara Maju walaupun biaya yang dibutuhkan sangat besar bahkan untuk membangun satu fasilitas Akselerator Partikel Atom tertunda sampai 5 tahun karena kendala pembiayaan seperti yang dialami Laboratorium Akselerasi Partikel Atom Eropa CERN.
Berikut dokumentasi beberapa Laboratorium Akselerator Partikel Atom yang telah dibuat.

1 Laboratorium CERN Perbatasan Prancis dan Swiss.



2. Laboratorium Akselerator Flerov, di Dudbna Moskovskaya Russia.





3. Laboratorium Akselerator Partikel Amerika Serikat.




3. Laboratorium Akselerator Partikel Inggris.




Kendala yang dihadapi.
Kendala yang dihadapi adalah sulitnya membuat anti materi yang berjumlah besar pada saat ini. Para ilmuan hanya mampu membuat 10 s.d 50 nanogram anti materi pada teknologi yang telah di upgrade saat ini dan anti materi adalah partikel yang sangat reaktif dari materi atom apapun sehingga sulit untuk mempertahankannya dalam waktu yang lama bahkan anti hidrogen yang telah di buat CERN langsung bereaksi di tabung baja peyimpannya. Semoga artikel ini bisa menjadi penyemangat bagi para pelajar khususnya pelajar SDIT Muhammadiyah Harjamukti Kota Cirebon, Indonesia.

Sumber : www.home.cern.com

No comments: